FAJARONLINE.CO.ID, MOSKOW—Presiden Rusia, Vladimir Putin baru-baru ini mengadakan serangkaian pertemuan di Sochi dengan kepala Departemen Pertahanan dan departemen lain, serta perusahaan-perusahaan terkemuka di kompleks industri pertahanan. Pertemuan ini terkait upaya Rusia menyaingi Amerika Serikat dalam hal persenjataan.
Bersama-sama, mereka membahas cara-cara untuk meningkatkan kemampuan tempur pasukan Rusia mengingat rencana AS untuk menarik diri dari Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty, perjanjian penting yang mengakhiri Perang Dingin dan menghentikan Washington dari menjaga rudal nuklir yang ditujukan pada Rusia di Eropa.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu menurut laporan TASS mengatakan, tentara dan program pertahanan negara sedang bekerja di bawah kondisi perlombaan senjata yang sedang terjadi saat ini. Menurut Shoygu, dalam pertemuan terakhir dengan presiden, mereka mendiskusikan kebutuhan untuk memproduksi dan mengumpulkan rudal serta amunisi lain dalam sistem cadangan material negara.
Program senjata pemerintah baru, yang akan menelan biaya 22 triliun rubel ($ 329 miliar) pada 2027, menurut Shoygu akan memungkinkan mereka untuk mempertahankan tingkat yang diperlukan untuk mempersenjatai kembali angkatan bersenjata dan angkatan laut. Selain itu, mereka mendiskusikan cara-cara untuk menetapkan cadangan sumber daya logistik yang optimal dan untuk mengatur penyimpanan yang aman dan peningkatan yang tepat waktu.
Anatoly Popov, direktur departemen kebijakan anggaran untuk militer dan lembaga penegak hukum, pada awal November mengatakan, dalam tiga tahun ke depan, pengeluaran untuk pertahanan dan keamanan akan tumbuh sebesar jumlah yang tercatat. Akan ada alokasi tambahan 1,16 triliun rubel ($ 17,36 miliar). "Ini adalah keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak ada yang serupa yang telah diputuskan sebelumnya, atau setidaknya, untuk waktu yang lama," kata Popov.
Pembiayaan pasukan keamanan akan ditingkatkan secara bertahap setiap tahun. Di bagian terbuka anggaran, itu akan mencapai 2,38 triliun rubel tahun depan, 2,46 triliun pada 2020 dan 2,52 triliun ($ 37 miliar) pada 2021. (UA Wire/amr)

SETIAP ORANG PUNYA CERITA.
Langganan Anda Membantu Jurnalisme Berkualitas
Author : amir