
fajaronline.co.id, MAKASSAR -- Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Agus SB, mengapresiasi personel Raider 700/WYC yang membubarkan demonstran yang berbuat anarkis saat berunjuk rasa di depan pintu I Kampus Unhas, Jumat, 15 Desember, kemarin.
Menurutnya, para demonstran tak hanya memacetkan arus lalu lintas dengan membakar ban bekas di jalan, tetapi juga ada yang membawa bom molotov, bahkan melempari mobil tentara.
Saat kemacetan itu, beber Agus SB, sejumlah personel Raider 700/WYC yang melintas saat itu meminta baik-baik kepada para demonstran agar arus jalan tidak ditutup, agar pengguna jalan tidak terjebak macet. Tetapi, demonstran melempari mobil tentara.
"Kalau ada oknum masyarakat yang brutal seperti itu, TNI wajib membela masyarakat. Saya apresiasi dan membela anggota saya yang membantu masyarakat dan saya ingatkan jangan coba-coba melempari mobil tentara," tegas mantan Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT ini, Sabtu petang, 16 Desember.
Mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha, Kopassus ini menegaskan, tindakan para demonstran itu sudah masuk ranah kriminal. Tentu, bebernya, jika melihat kejahatan di depan mata, personel TNI tidak boleh berdiam diri. Masyarakat pun jika melihat hal itu, tentu harus membantu pula. Apalagi tentara, itu wajib membela rakyat.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV Hasanuddin, Kolonel Inf Alamsyah, menjelaskan, para demonstran tersebut, selain memacetkan arus lalu lintas, juga diketahui membawa senjata tajam dan bom molotov.
"Ini jelas-jelas sebuah tindakan kriminal. Dan, langkah pembubaran aksi unjuk rasa itu, sudah tepat. Bahkan, pimpinan kami (Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Agus SB, red) mengapresiasi personel yang membubarkan aksi itu," tegasnya.
Sekadar diketahui, aksi unjuk rasa terkait isu rencana pembangunan Bandara baru Kulon Progo Jogjakarta yang menggusur rumah warga, di depan Kampus Unhas, dibubarkan aparat TNI, Jumat, 15 Desember, sekira pukul 16.00 Wita.
Pengunjuk rasa tak hanya membakar ban bekas, informasi yang dihimpun, mereka yang mengenakan penutup wajah itu juga membawa busur, papporo, dan bom molotov, serta mencegat sejumlah kendaraan dinas berplat merah.
Akibat aksi pengunjukrasa tersebut, menyebabkan kemacetan panjang di Jalan Perintis Kemerdekaan sebelum memasuki pintu satu Unhas.
Salah seorang warga yang kebetulan melintas di jalan itu, Slamet, menjelaskan, para pengunjuk rasa sudah berbuat onar. Bahkan, memecahkan kaca mobil dinas berplat merah. "Ini demonya terkait Kulon Progo Jogjakarta, tetapi mencegat kendaraan dinas yang melintas. Ini sangat meresahkan pengguna jalan," bebernya.
Sementara itu, di saat bersamaan mobil yang mengangkut sejumlah personel Yonif Raider 700/WYC yang hendak melintas di jalan itu, juga dicegat. Tak ayal, sejumlah personel TNI tersebut turun dari mobil mengejar pengunjukrasa. Sehingga, pengunjuk rasa membubarkan diri, sebagian pengunjuk rasa melarikan diri masuk ke dalam kampus Unhas.
Wakil Rektor III Unhas, Dr Ir Abdul Rasyid Jalil, menjelaskan, aparat TNI terpaksa mengejar pengunjuk rasa masuk ke dalam kampus setelah berkoordinasi dengan pihak keamanan kampus.
Sebelumnya, beber dia, kendaraan yang mengangkut sejumlah personel Yonif Raider 700/WYC diganggu oleh pengunjuk rasa yang membawa senjata tajam dan papporo, serta bom molotov yang belum diketahui identitasnya itu.
"Kami masih mengidentifikasi pengunjuk rasa itu, soalnya keterangan satuan pengamanan kampus, pengunjuk rasa yang berunjuk rasa di depan pintu satu Unhas itu, tidak datang dari dalam kampus. Tidak ada pengunjuk rasa yang diamankan," beber Abdul Rasyid. (eds)
Author : Muhammad Nursam